Sang Mahaguru yang terkesan angkuh dan sangat berwibawa, membawa beberapa muridnya ke sebuah tempat di pinggir sebuah sungai yang karena liukannya diberi nama layaknya sebuah ular. Di tempat itu kami belajar sesuatu tentang persepsi, bukan dalam konteks geologi melainkan lebih secara umum.
Persepsi merupakan sebuah bentukan pemikiran atau gagasan yang bersifat idealis (dari dalam pikiran). Persepsi terbentuk bisa diawali dari apa yang kita tangkap dari indra kita (empiris) tetapi pada akhirnya bahkan bisa menutup pikiran kita dari apa yang telah kita tangkap. Dalam dunia filsafat perang antara materialisme, dan idealisme merupakan perang tiada akhir sebelum Emannuel Kant mendamaikan keduanya (setidaknya begitu yang diceritakan seorang kawan kepada saya).
Tempat dimana sang mahaguru membawa kami disebut Batu Janda (Waturanda) - konon katanya disitu pernah ada seorang pengantin baru yang kehilangan suaminya. Di tempat tersebut sang mahaguru mengajarkan kami sebuah proses berpikir dan berdialog dengan batu (hal yang abstrak untuk anda yang bukan geologist, tetapi percayalah ini adalah hal yang umum). Dalam berdialog dengan batu kita harus memiliki persepsi dulu, bukan persepsi yang murni timbul dari ide kita melainkan yang didasarkan pada proses empiris yang general (observasi birdview). Ketika kita berusaha membentuk persepsi awal selayaknya kita harus memegang prinsip ironi Socrates: semakin kita tahu semakin banyak kita tahu ada banyak hal lain yang tidak kita ketahui. Dengan berdasarkan prinsip ini kita dituntun untuk menguji persepsi awal kita dengan sesuatu yang lebih empiris
...... akan dilanjutkan
No comments:
Post a Comment